Thursday 26 January 2012

Teori Belajar s.3


Karakteristik Cooperative Learning

Dalam Cooperative Learning semua anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menentukan keberhasilan dari kelompok tersebut. Hal ini disebabkan karena keberhasilan kelompok bukan ditentukan oleh kelompok tunggal saja, melainkan adanya kerjasama dari seluruh anggota kelompok dalam belajar. Apabila seluruh anggota kelompok mendapat nilai terbaik, maka otomatis prestasi kelompok tersebut akan baik. Dimana keberhasilan dari kelompok akan diberikan penghargaan.
Slavin (dalam Sutrisni, 2007) mengemukanan tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik Cooperative Learning adalah sebagai berikut : 1) Penghargaan kelompok, 2) pertanggungjawaban individu, 3) kesempatan sama untuk mencapai keberhasilan.
Penerapan Cooperative Learning ini lebih menekankan kemandirian siswa dalam belajar. Dimana siswa bekerja dalam kelompok secara Cooperative untuk menuntaskan materi belajarnya. Penempatan kelompok dalam pembelajaran ini dibentuk secara heterogen dengan melihat tingkat kemampuan siswa tersebut.
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Sehingga semua anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk belajar, maka oleh karena itu mereka saling membantu, dan menciptakan hubungan yang saling mendukung, serta saling perduli diantara sesama anggota kelompok.
Cooperative Learning menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari terdahulu. Dengan menggunakan metode ini siswa yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam
model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

Manfaat Penerapan Multiple Intelligences 
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila menerapkan Multiple 
Intelligence di dalam proses pendidikan yang dilaksanakan. 

1. Kita dapat menggunakan kerangka Multiple Intelligences dalam 
melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan 
seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat 
suatu pertunjukan. Dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital ke dalam 
proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat 
proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan 
logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka 
untuk belajar. 

2.Dengan menggunakan Multiple Intelligences. Anda menyediakan 
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, 
dan talentanya. 

3.Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam 
mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap 
aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota 
masyarakat. 

4.Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang 
dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu 
motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’. 

5.Pada saat Anda ‘mengajar untuk memahami’ , siswa akan mendapatkan 
pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk 
mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. 
6.      Sebagai seorang guru dan pembelajar Anda menyadari bahwa ada banyak cara untuk menjadi “pintar”.
7.      Semua bentuk kecerdasan sama-sama dirayakan.
8.      Dengan memiliki siswa yang mampu membuat karya yang ditampilkan untuk orang tua dan anggota masyarakat lainnya, sekolah Anda bisa melihat pentingnya peran orang tua dan keterlibatan masyarakat dalam proses belajar anak.
9.      Meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk berkarya dalam wilayah kemampuannya.
10.  Siswa dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan menggunakannya dalam situasi kehidupan nyata.

Kesimpulan 
Setiap siswa memiliki keunikannya masing-masing. Mereka memiliki 
kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Pandangan 
yang menyatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat dilihat berdasarkan 
hasil tes IQ sudah tidak relevan lagi karena tes IQ hanya membatasi pada 
kecerdasan logika (matematika) dan bahasa. Saat ini masih banyak sekolah 
yang terjebak dengan pandangan tradisional tersebut. Masih banyak guru 
yang hanya menekankan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. 
Teori Multiple Intelligences, mencoba untuk mengubah pandangan bahwa 
kecerdasan seseorang hanya terdiri dari kemampuan Logika (matematika) 

Menurut Frederick J. Mc. Donald, 1983:196 Berdasarkan atas jalarannya, maka motivasi itu dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a. Motivasi Intrinsik ialah motivasi yang berasal dan seseorang itu sendiri tidak usah dirangsang dari luar. Misalnya orang yang gemar mengetahui, tidak usah ada yang mendorong atau menvuruhnya, ia telah mencari sendiri sesuatu yang akan dikerjakan. Motivasi intrinsik ini juga diartikan sebagai motif pendorongnya ada kaitannya langsung dengan nilai-nilai yang terkandung didalam objek atau tujuan pekerjaan itu sendiri. Misalnya seorang karyawan tekun mempelajari suatu pekerjaan karena ia ingin sekali menguasai pekerjaan tersebut.
b. Motivasi Extrinsik yaitu motivasi yang berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar, seperti misalnya karyawan giat karena diberi tahu akan ada kenaikan upah. Motivasi Extrinsik juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya diluar kaftan atau tidak ada hubungannya dengan niat yang terkandung di dalam objek atau pekerjaan itu. Misalnya seorang karyawan mau belajar karena taut kepada atasan atau karena ingin memperoleh prestasi yang lebih baik dan sebagainya.

a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif–motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Menurut Mc Clelland dalam Amirullah (2002:154-155) mengemukakan tiga kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Orang dengan kebutuhan yang tinggi cenderung suka bertanggung jawab untuk memecahkan berbagai macam persoalan, mereka cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit untuk mereka sendiri dan mengambil resiko yang sudah diperhitungkan untuk mencapai sasaran tersebut.

Kekurangan Dan Kelebihan Teori Behavioristik


Kekurangan

·                     Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
·                     Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.Penggunaan hukuma sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan
·                     siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.

Kelebihan

·                     Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
Contoh :
Percakapan bahasa asing,mengetik,menari,berenang,olahraga.
Cocok diterapkakn untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.

·                     Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya



Tuesday 24 January 2012

Muatan Life Skills dalam Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan


MUATAN LIFE SKILLS DALAM PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN


A.     Konsep Dasar Life Skills
Life skills yang biasa dikenal dalam Bahasa Indonesia yaitu kecakapan hidup.Makna dari kecakapan hidup adalah ketrampilan untuk bekerja, sebagai modal untuk memecahkan masalah dalam pekerjaannya.
Kecakapan hidup menurut Broling ada beberapa jenis yaitu :
a)      Kecakapan Personal (kecakapan mengenal diri dan berfikir rasional)
b)      Kecakapan Sosial
c)      Kecakapan Akademik
d)      Kecakapan Vokasional
Ø      Kecakapan Personal penekanannya pada penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME, anggota masyarakat, mampu mensyukuri nikmat Tuhan dan kekurangannya. Semua bisa dijadikan modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi lingkungan.
Ø      Kecakapan Sosial penekanannya pada kecakapan berkomunikasi menyampaikan pesan dan bekerja sama dengan individu lain kecakapan hidup dibedakan menjadi dua yaitu :
-         Kecakapan hidup yang bersifat spesifik yaitu : kecakapan untuk menghadapi masalah-masalah tertentu.
Contoh :     Kecakapan tentang komputer
Kecakapan tentang dagang
Kecakapan tentang hewan, dan lain-lain.
-         Kecakapan hidup yang bersifat khusus yaitu : kecakapan untuk menghadapi masalah-masalah khusus.
Contoh : Kecakapan mata pelajaran tertentu, dan lain-lain.
Ø      Kecakapan Akademik penekanannya pada kemampuan berfikir ilmiah, yang mencakup kecakapan melakukan identifikasi variabel dan menjelaskan hubungan pada suatu fenomena  tertentu.
Ø      Kecakapan Vokasional / Kecakapan Kejuruan
Artinya : kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Menurut Sonata Stein bahwa terdapat 4 kategori standar yang perlu dipersiapkan di masa mendatang tentang kecakapan bagi orang dewasa.
1.      Mendapat informasi dan ide-ide.
2.      Mengkomunikasikan dengan penuh percaya diri perasaannya dan dapat dimengerti oleh orang lain.
3.      Membuat keputusan yang didasarkan pada informasi yang solid dan mampu menganalisis dan dapat menentukan secara hati-hati.
4.      Selalu belajar agar tidak ketinggalan.



B.     Jenis-Jenis Life Skills
Dari sekian banyak pendapat tentang life skills dan pengelompokkan jenis-jenisnya, beberapa pendapat menuliskan kutipannya sebagai :
1.      Broling
Menurut Broling kecapakan hidup meliputi :
a.       Kecakapan hidup sehari-hari.
b.      Kecakapan hidup sosial.
c.       Kecakapan hidup bekerja.
2.      WHO (Word Health Organization)
KH adalah sebagai ketrampilan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi tantangan dalam hidup sehari-hari secara efektif.
3.      Direktorat Jendral Pendidikan luar Sekolah dan Pemuda
Ada 4 jenis yaitu :
a.       Kecakapan Pribadi
b.      Kecakapan Sosial
c.       Kecakapan Akademik
d.      Kecakapan Vokasional
4.      Direktorat Kepemudaan
Ada 3 jenis yaitu :
a.       Kecakapan Personal
b.      Kecakapan Sosial
c.       Kecakapan Vokasional
5.      Satori
Ada 3 ketrampilan yaitu :
a.       Ketrampilan Dasar
b.      Ketrampilan Berfikir Tingkat Tinggi
c.       Ketrampilan Efektif dan Karakter
6.      Slameto
Ada 2 bagian yaitu :
a.       Kecakapan Dasar (bersifat universal berlaku sepanjang masa)
b.      Kecakapan bersifat instrumental, adalah : bersifat relatif, kondisional, dapat berubah-ubah sesuai dengan ruang dan waktu.
Dengan demikian dengan belajar sepanjang hayat secara terus menerus baik di pendidikan formal dan non formal akan mampu mengingat pengalaman belajar masa lalu yang tidak lagi relevan dengan saat ini.
***

MEMAHAMI SUBJEK DIDIK SECARA HOLISTIK

Subjek didik sebagai individu sesungguhnya merupakan kesatuan dari berbagai karakteristik yang terpadu di dalam dirinya. Karakteristik yang mereka miliki yang berfungsi secara berkaitan satu sama lain dalam suatu kesatuan itu menghasilkan proses belajar yang mereka lakukan. Mengabaikan atau menafikan salah satu atau beberapa karakteristik subjek didik dalam suatu sistem proses pembelajaran akan berakibat timbulnya ketimpangan proses belajar yang mereka lakukan. Pemahaman berbagai karakteristik subjek didik secara holistik ini akan mengantarkan para guru atau pendidik kepada pemahaman dan penghayatan secara mendalam tentang keberbedaan individual (individual differences) subjek didik,  karena dengan demikian mereka akan mampu menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif dan bijaksana.


A.     Individu sebagai Suatu Kesatuan Psiko-fisik
Pandangan bahwa manusia sebagai individu yang merupakan satu kesatuan dari aspek fisik/jasmani dan psikis/rokhani/jiwa yang tidak dapat dipisahkan, fisik/jasmani merupakan aspek yang bersifat kasat mata, konkrit, dapat diamati, dan tidak kekal, sedangkan psikis/rokhani/jiwa merupakan aspek yang sifatnya abstrak, immaterial, tidak dapat diamati, dan kekal.
Plato (427-347 SM), sebagai filosof yang amat tersohor membagi jiwa menjadi tiga aspek kekuatan, yaitu :
1.      Pikir atau kognitif berlokasi di kepala.
2.      Kehendak berlokasi di dada.
3.      Keinginan berlokasi di perut.
Pembagian jiwa oleh Plato ke dalam tiga aspek ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan “trikhotomi” (tiga dalam satu). Pandangan Plato dengan konsep trikhotominya itu kemudian diikuti oleh para filosof terkenal lainnya. Diantaranya adalah Jean Jaques Rousseau (Prancis, 1712-1778), J.N. Tetens (Jerman, 1736-1805), dan Immanuel Kant (Jerman, 1724-1804).
Salah seorang murid Plato yaitu Aristoteles, (384-322 SM) mengemukakan hasil perenungannya tentang pembagian jiwa yang agak berlainan dengan gurunya. Gejala jiwa tidak dibagi ke dalam tiga aspek melainkan menjadi dua aspek saja, yaitu :
1.      Kognisi, disebut juga sebagai gejala mengenal, berpusat pada pikir.
2.      Konasi, disebut juga gejala menghendaki, berpusat pada kemauan.
Pandangan Aristoteles yang melakukan pembagian gejala jiwa menjadi dua ini dikemudian dikenal dengan istilah pendekatan “dikhotomi” (dua dalam satu). Pengikut dikhotomi yang terkenal ialah Cristian Wolf (Jerman, 1670-174).
Pada perkembangan berikutnya, terutama sejak zaman Abad Pertengahan, para filsuf pada era itu mulai menyadari dan semakin mengembangkan pemikiran dan pengkajian mengenai jiwa manusia ini.
Aspek jasmani dan rokhani dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Antara jasmani dan rokhani itu merupakan suatu kesatuan sehingga tidak dapat dibagi atau dipisahkan sama sekali. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan “monoisme”.
2.      Meskipun disadari bahwa aspek jasmani dan rokhani merupakan satu kesatuan, tetapi antara jasmani dan rokhani itu dapat berdiri sendiri. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan “dualisme”.




B.     Gejala-gejala Berkembangnya Berbagai Aspek dalam Diri Individu Subjek Didik
Gejala-gejala yang biasanya tampak sebagai gambaran berkembangnya berbagai aspek dalam diri individu itu adalah sebagai berikut :
1.      Aspek Jasmani atau Fisik
Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya perkembangan dalam diri individu antara alin :
a.       Pertumbuhan payudara pada wanita.
b.      Lekum pada remaja pria.
c.       Kulit yang makin halus pada wanita.
d.      Otot yang makin kuat dan kekar pada pria.

2.      Aspek Intelek
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelek antara lain :
a.       Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai masalah.
b.      Kemampuan berpikir abstrak semakin berkembang.
c.       Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotetik.

3.      Aspek Emosi
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi antara lain:
a.       Ketidakstabilan emosi pada anak remaja.
b.      Mudahnya menunjukkan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja, seperti: mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa terbahak-bahak.
c.       Semakin mampu mengendalikan diri.

4.      Aspek Sosial
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek sosial   antara lain:
a.       Semakin berkembangnya sifat toleran, empati, serta memahami dan menerima pendapat orang lain.
b.      Semakin santun dalam menyampaikan pendapat dan kritik kepada orang lain.
c.       Adanya keinginan untuk selalu bergaul dengan orang lain dan bekerjasama dengan orang lain.
d.      Semakin senang menolong kepada siapa yang membutuhkan pertolongan.
e.       Adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dibutuhkan orang lain.
f.        Semakin mampu bersikap hormat, sopan, ramah, dan menghargai orang lain.

5.      Aspek Bahasa
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa antara lain:
a.       Bertambahnya perbendaharaan kata.
b.      Semakin bertambah mahir dan lancar dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata-kata secara tepat, penggunaan tekanan kalimat dengan tepat, dan membuat variasi kalimat.
c.       Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan sesuatu ide atau konsep.
d.      Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk meringkas ide ke dalam deskripsi singkat.

6.      Aspek Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan apabila ditunjang dengan fasilitas dan usaha belajar yang minimal pun dapat mencapai hasil secara cepat dan maksimal. Seseorang dikatakan mempunyai bakat khusus tertentu, jika dapat membuktikan bahwa dirinya mampu dengan mudah mempelajari suatu bidang tertentu dengan hasil yang cepat dan memuaskan.

7.      Aspek Nilai, Moral, dan Sikap
Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral, dan sikap ini antara lain adalah:
a.     Terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas.
b.     Berkembangya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
c.     Berkembangnya sikap untuk menghargai nilai-nilai dan mentaati norma-norma yang berlaku serta mewujudkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
d.     Berkembangya sikap menentang terhadap kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

C.     Perbedaan Karateristik Individual Subjek Didik
Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual itu tampak dalam aspek-aspek yang ada pada setiap diri individu sebagaimana dijelaskan berikut ini:
1.      Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Fisik
a.       Ada anak yang lekas lelah dalam pekerjaan fisik, tetapi ada yang tahan lama.
b.      Ada yang dapat bekerja secara fisik dengan cepat, tetapi ada yang bekerjanya sangat lambat.
c.       Ada yang tahan lapar, tetapi ada yang tidak tahan lapar.

2.      Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Intelek
a.       Ada anak yang cerdas, tetapi ada juga yang kurang cerdas atau bahkan sangat kurang cerdas.
b.      Ada yang dapat dengan segera memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan intelektual, tetapi ada yang lambat atau bahkan tidak mampu mengatasi suatu masalah yang mudah sekalipun.
c.       Ada yang sanggup berpikir abstrak dan kreatif, tetapi ada yang hanya sanggup berpikir hanya jika disodorkan wujud bendanya atau dengan bantuan benda tiruannya.

3.      Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Emosi
a.       Ada anak yang mudah sekali marah, tetapi ada pula yang penyabar.
b.      Ada anak yang perasa, tetapi ada pula yang tidak mau peduli.
c.       Ada anak yang pemalu atau penakut, tetapi ada pula yang pemberani.
4.      Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Sosial
a.       Ada anak yang mudah bergaul dengan teman, tetapi ada pula yang sulit bergaul.
b.      Ada anak yang mudah toleransi dengan teman, tetapi ada pula yang egois.
c.       Ada anak yang mudah memahami perasaan temannya, tetapi ada pula yang maunya menang sendiri.
d.      Ada anak yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, tetapi ada pula yang tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.
e.       Ada anak yang selalu memikirkan kepentingan orang lain, tetapi ada pula yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.

5.      Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bahasa
a.       Ada anak yang dapat berbicara dengan lancar, tetapi ada juga yang mudah gugup.
b.      Ada anak yang dapat berbicara secara ringkas dan jelas, tetapi ada pula yang berbelit-belit dan tidak jelas.
c.       Ada anak yang dapat berbicara dengan intonasi suara menarik, tetapi ada pula yang monoton.

6.      Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bakat
a.       Ada anak yang sejak kecil dengan mudah belajar memainkan alat-alat musik, tetapi ada juga yang sampai hampir dewasa belum juga dapat memainkan satu jenis pun alat musik.
b.      Ada anak yang sejak kecil begitu mudah dan kreatif melukis segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, tetapi ada juga yang sangat sulit kalau harus melukis.
c.       Ada anak yang demikian cepatnya menghafal dan menyanyikan lagu dengan baik, tetapi ada pula yang sudah latihan berkali-kali masih saja sumbang.

7.      Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Nilai, Moral dan Sikap
a.      Ada anak yang bersikap taat pada norma, tetapi ada yang begitu mudah dan enak saja melanggar norma.
b.   Ada anak yang perilakunya bermoral tinggi, tetapi ada yang perilakunya tak bermoral dan tak senonoh.
c.  Ada anak yang penuh sopan santun, tetapi ada yang perilaku maupun tutur bahasanya seenaknya  sendiri saja


Miera says

I MISS YOU !

Miss You..

My Twitter


it's Me

it's Me





My Song