Asesmen Kinerja
|
Tes Konvensional
|
1.
Mementingkan kemampuan siswa dalam menerapkan
pengetahuan-nya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang
dihasilkan
2.
Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan
melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan
berulang-ulang pada siswa yang sama atau siswa baru
3.
memungkinkan untuk mendiag-nosis dan meremidiasi
kinerja siswa dan memetakan kemajuan siswa sepanjang waktu
4.
Memfokuskan
pembelajaran pada unjuk kerja siswa
|
1. lebih mengutamakan
pemahaman konsep siswa
2. membutuhkan waktu
yang banyak untuk pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk siswa
dengan jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk
sekelompok siswa
3. memungkinkan untuk
mendiag-nosis dan meremidiasi kinerja siswa tetapi hanya untuk soal uraian
terbuka (open ended)
4. memfokuskan
pembelajaran pada materi pelajaran
|
Welcome
Miss u
Monday 3 October 2011
Bentuk-Bentuk Asesmen
Menurut Blaustein, D. et al. dalam Sudjana (2008)
“Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan
informasi itu”. Dalam mengumpulkan informasi ini guru biasanya menggunakan paper and pencil test atau disebut dengan asesmen formal
atau asesmen konvensional. Disebut
demikian karena metode inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper and pencil test hanya dapat mengukur kemampuan
kognitif peserta didik namun belum dapat mengukur hasil belajar peserta didik
secara holistik. Apabila perubahan kurikulum di Indonesia ditelaah lebih jauh,
maka dapat dipahami perubahan tersebut tidak hanya dipandang sekedar
penyesuaian substansi materi dan format kurikulum dengan tuntutan perkembangan
zaman, tetapi juga pergeseran paradigma. Selanjutnya implikasi dari
diterapkannya standar kompetensi adalah proses asesmen yang dilakukan oleh guru
baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan kriteria.
Dengan
demikian dalam melakukan asesmen guru memerlukan instrumen selain paper and pencil test,
artinya diperlukan asesmen yang lain atau alternatif. Asesmen alternatif tidak
menghilangkan asesmen dengan metode paper
and pencil test, tetapi merupakan bentuk asesmen lain yang dapat mengukur
kemampuan peserta didik yang tidak dapat dijangkau dengan penilaian
konvensional. Asesmen alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan
non-tradisional untuk mengases kinerja atau hasil belajar peserta didik.
1.
1. Asesmen
Tradisional
1.1 Prinsip Umum
Grondlun (2005) dalam Arends (2008) memberikan prinsip
yang dapat memandu guru pada saat merancang sistem asesmen dan membuat tes itu
sendiri, meliputi
1.
Mengakses seluruh tujuan instruksional. Guru semestinya
mengkonstruksikan tesnya sehingga dapat mengukur dengan jelas tujuan belajar
dan materi yang sudah dibahas oleh siswa. Pendek kata, tes seharusnya selaras
dengan tujuan instruksional guru.
2.
Mencakup seluruh ranah kognitif. Mengukur sampel tujuan
pembelajaran secara representatif karena mengukur keterampilan yang lebih
kompleks lebih sulit dan memakan waktu
3.
Menggunakan soal tes yang tepat. Tes yang baik mencakup
soal-soal yang paling tepat untuk tujuan tertentu.
4.
Menggunakan
tes untuk meningkatkan pembelajaran. Tes dapat menjadi pengalaman belajar bagi
siswa. Dengan membahas hasil tes, guru memiliki kesempatan untuk mengajarkan
kembali informasi penting yang mungkin belum diserap baik oleh siswa.
1.2
Konstruksi Tes
Soal-soal
tes tradisional dibagi menjadi 2 tipe yaitu selected
response items (soal pilihan
ganda dan benar-salah, memungkinkan siswa memilih jawaban di antara alternatif
yang tersedia) dan constructed-response
item (esai atau jawaban
pendek mengisi titik-titik, mengharuskan siswa memberikan jawabannya sendiri).
Beberapa
kelemahan dari tes tradisional ini adalah dari soal benar-salah yaitu terlepas
dari mereka memahami materi atau tidak, memiliki peluang sebesar 50% untuk
mendapat jawaban benar. Pada tes esai, mencakup lebih sedikit topik dibanding
tes obyektif dan banyak dipengaruhi keterampilan menulis daripada pengetahuan
tentang konsep.
1.
2. Asesmen
Alternatif
Sebagian pengamat mempercayai bahwa pada standar
literasi dan numerasi yang diukur melalui tes pilihan ganda terstandar hanya
sedikit menaikkan tingkat keterampilan dasar siswa tetapi tidak berhasil
menaikkan dan mengukur pemikiran tingkat tinggi, keterampilan mengatasi masalah
dan disposisi penting terhadap belajar. Sebagian pendidik, orang tua dan
pakar tes percaya situasi ini dapat dikoreksi dengan mengintroduksikan
pendekatan baru untuk asesmen siswa (Asesmen Alternatif) yaitu penggunaan
asesmen autentik dan asesmen kinerja, portofolio siswa dan pemberian nilai
untuk usaha kelompok.
1.
Asesmen Kinerja. Asesmen ini menginginkan siswa
dapat mengerjakan tugas tertentu seperti menulis esai, melakukan eksperimen,
menginterpretasi solusi untuk masalah atau menggambarkan sesuatu. Siswa
mengerjakan beragam tugas selama beberapa hari, bukan tugas yang dapat diases
beberapa menit. Hal ini merupakan upaya mengukur berbagai macam keterampilan
dan proses intelektual yang kompleks. Perbandingan asesmen kinerja dengan konvensional dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel
Perbandingan antara Asesmen kinerja dengan Tes Konvensional
1.
Asesmen
Autentik. Pada asesmen kinerja, siswa memperlihatkan perilaku atau kemampuan
tertentu dalam situasi kelas, sedangkan asesmen autentik menekankan pentingnya
penerapan keterampilan atau kemampuan dalam konteks situasi kehidupan nyata
sehingga sesuai, berarti dan bermakna bagi siswa (Arends, 2008 dan Karim, 2003)
2.
Portofolio
Siswa. Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang membutuhkan kinerja
sesuai konteks. Portofolio biasanya berisi tes, tugas kinerja dan
proyek/produk. Portofolio disiapkan siswa sedemikian rupa sehingga
merefleksikan pembelajarannya sendiri.
3.
Pemberian
nilai untuk usaha kelompok. Pada pembelajaran berkelompok, siswa mendapat poin
dan nilai untuk hasil kerjanya dalam tim dan hasil kerja individualnya. Nilai dalan
sistem ini tidak ditentukan dengan cara membandingkan siswa dengan temannya,
tetapi berdasarkan banyaknya tujuan yang telah mereka kuasai.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment