Tahap-tahap Menyimak
Dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan
oleh penyimak agar penyimak benar-benar memahami informasi yang disimaknya.
Tahapan itu adalah: (a) tahap mendengar, (b) tahap memahami, (c) tahap
menginterpretasi, dan (d) tahap mengevaluasi.
1.
Tahap Mendengar
Dalam
tahap ini, kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang
pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih berada dalam tahap
hearing.
2.
Tahap Memahami
Setelah
kita mendengar, akan ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami
dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara. Maka
sampailah, kita dalam tahap pemahaman.
3.
Tahap Menginterpretasi
Dalam
tahap ini, penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya
mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara; dia ingin menafsirkan atau
rnenginterpretasikan isi, butirbutir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam
ujaran itu. Dengan demikian, sang
penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
4. Tahap Mengevaluasi
Setelah memahami serta dapat menafsir atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau
mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, di mana keunggulan dan
kelemahan, di mana kebaikan dan kekurangan sang pembicara; maka dengan demikian
sudah sampai pada tahap evaluating.
5. Tahap Menanggapi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam
kegiatan menyimak; sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima
gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya; sang penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi (responding).
Tanggapan dapat berupa penolakan atau pendapat.
STRATEGI
PEMBELAJARAN MENYIMAK
Ada
beberapa strateki pembelajaran yang menjadi alternatif
pilihan guru untuk mengajarkan menyimak, yakni
Strategi Pertanyaan dan
Jawaban (PJ)
Strategi ini merupakan strategi yang paling sederhana
dalam KBM menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :
1) Guru mengemukakan judul bahan simakan
2) Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan
3) Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapatdilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara
keseluruhan secara langsung
4) Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi
kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
5) Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa
6) Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah
diperoleh, (bisa secara tertulis atau lisan).
Strategi Kegiatan Menyimak
Secara Langsung/KML atau DLA (Direct Listening Activities)
Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah:
1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan
judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan
dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa.
Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam
menyimak
2) Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang
dibacakan oleh guru.
3) Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan.
Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat
dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks
kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual
4) Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang
berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.
Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung /MBL atau DLTA
(Direct Listening Thinking Activities)
Tahapan-tahapan
kegiatannya, adalah.
1) Persiapan
menyimak : Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak,
misalnya “Saat Sendirian di Rumah” Berdasarkan judul teresbut guru menanyakan
kepada siswa Bagaimana seandainya malam hari sendirian di rumah? Untuk
membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar rumah yang gelap.
Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan
dibacakan, apa yang kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya
peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan sebagainya.
2) Membaca Nyaring: Guru membacakan cerita dengan suara
nyaring secara menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki
hubungan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan
dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Apa kesimpulan yang kalian peroleh, apa
yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb. Setelah tanya jawab
dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi.
3) Refleksi dan penyampaian pendapat. Guru mengakhiri
pembacaan, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita
dan guru meminta pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang
watak tokoh, tentang alur, seting dsb.
STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA
1. Strategi Kegiatan Membaca
Langsung/ KML atau DRA Direct Reading Activities)
Penggunaan strategi KML adalah untuk mengembangkan
kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan
perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif.
Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.
1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan
judul teks, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan
judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta
mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.
2) Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah
siswa membaca guru melakukan tanya jawab tentang nisi bacaan. Pertanyaan tidak
selalu harus diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa
menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun
permasalahan lain yang aktual.
3) Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk
mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca
yang telah dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan
menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur,
ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.
2. Strategi SQ3R (Survey,
Questions, Read, Recite, Review)
Tujuan penggunaan
strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca,
melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi
bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan
kegiatannya, adalah
1) Tahap
Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu
guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions). Pertanyaan
dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca. Tujuan pertanyaan
ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan
pengalaman awalnya.
2) Proses
membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read).
Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan
(recite).
3)
Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan
dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa
dikembangkan oleh guru.
3. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request
(Reading-Question)
Strategi ini
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan
pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi
bacaan. Tahapan kegiatannya, adalah
1) Guru
menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siswa, dan cara
yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah
2) Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya
menemukan fakta, mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak
relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru
dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan
3) Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta
siswa meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan
kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih
bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia.
4) Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan
jawaban pertanyaan.
4. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau
DRTA (Direct Reading
Thinking Activities)
Tujuan
penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan
“berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah
kegiatannya, adalah.
1) Guru
meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta memperhatikan
gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya kepada siswa
sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan
tersebut misalnya “Apa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian
membuat pemikiran demikian?”
2) Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau
dua paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan
peramalan yang dilakukan semula.
3) Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan
ditutup dulu dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan
pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian
memperkirakan demikian?”
4) Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai
dengan bacaan itu habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab
pertanyaan tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.
Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR
(Questions-Answer Relationship)
Strategi ini
digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai
informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang.
Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan
yangn ada dalam bacaan. Adapun jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.
Ø Menemukan
kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari pertanyaan. Contoh “Siapa
yang bertanggung jawab untuk menciptakan suasana nyaman di kelas?”
Ø Jawaban
ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau kalimat pada bagian
–bagian yang berbeda. Contoh pertanyaannya “ Apa yang menyebabkan kelas kita menjadi juara
Lingkungan Nyaman?”
Ø Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban,
tetapi pemahaman tersebut berkaitan dengan pemahaman yang tersirat.Dengan
demikian untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan adanya hubungan dialogis
antara pemahaman isi teks dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh:
“Bagaimana hubungan timbal-balik antara lingkungan alam denganlingkungan
kehidupan keluarga?”.
Ø Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk
menemukan jawaban pertanyaan harus menghubung –hubungkan sesuatu yang
dinyatakan penulis, merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan pengetahuan
dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Contoh pertanyaan “Mengapa
sebagai ekosistem lingkungan menentukan kehidupan organisme manusia, binatang,
dan tumbuhan?”
Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di
atas, tahap kegiatan yang dilakukan, adalah
1) Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang
mesti dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan
masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan
dalam berbagai jenis dan tingkatannya.
2) Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah
kegiatan membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
3) Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan
berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara
diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya.
Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara kelompok.
Strategi Pengelompokan dan
Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group Mapping Activities)
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan,
misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum.Adapun tahapan
pembelajarannya, adalah.
1) Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram
plot cerita.
2) Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa
diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan.
3) Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi
bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa
diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta
menanggapi.
STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS
Strategi Proses Menulis
Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding Writing Process)
Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan
kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya. Kegiatan
yang ditempuh, adalah
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara
melakukan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
2) Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari
judul, hubungan ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam
penulisan cerita diawali dengan membaca cerita untuk memperoleh gambaran
bagian-bagian cerita, isi bagan yang satu dengan yang lain.
3) Berdasarkan pemahaman contoh model yang dibacanya,
siswa melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2) menulis draf, dan (3) melakukan
perbaikan.
Strategi Menulis Secara Langsung/ MSL atau DWA (Direct
Writing Activities)
Strategi ini
dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku
harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun langkah-langkahnya adalah.
1) Siswa diminta menentukan topik karangan melalui
kegiatan tukar pendapat dengan teman/ kelompok diskusi. Guru membantu
membangkitkan gambaran berkenaan dengan topik yang mungkin digarap.
2) Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan
Misalnya melalui webbing, mendaftar ide-ide pokok dan sebagainya.
3) Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa
diperoleh dan menyusun draf karya tulis.
4) Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan
dan saling memberi bahan masukan
5) Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan
pembahasan secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu
diperbaiki
6) Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan
guru.
7) Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui
mading atau membacakan di depan kelas.
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBICARA
Kegiatan berbicara meliputi berbagai bentuk, dan setiap
bentuk memiliki kekhasan. Secara umum prosedur KBM yang dirancang perlu
memperhatikan langkah KBM pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut
atau pasca wicara. Pada tahap persiapan, misalnya langkah kegiatan bisa berupa
penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan mengacu pada kegiatan yang
dilakukan siswa ketika membacakan naskah sambutan. Sementara tindak lanjut
diisi dengan kegiatan penilaian pembacaan naskah sambutan.
Bentuk KBM lain yang juga bisa digunakan, misalnya dalam
pembelajaran dialog, adalah kegiatan bermain peran. Tahapan yang dilakukan
adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penentuan KBM wicara
dalam berbagai kemungkinan bentuknya dapat dijabarkan berdasarkan identifikasi
dari uraian yang terdapat dalam buku pelajaran.
Tahapan Menulis
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara
kognitif, penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu: (1) tahap
persiapan (prapenulisan), (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi, dan (4)
tahap verifikasi/evaluasi.
Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah
ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah,
menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap
realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang
memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses selanjutnya.
Kedua,
tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya
sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah
atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam
yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses ini
seringkali terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan
bawah sadar (subconscious) yang pada
dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa detik
sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini
seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar mengalami
frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas masalah yang dipikirkannya.
Seakan-akan kita melupakan apa yang ada dalam benak kita. Kita berekreasi
dengan anggota keluarga, melakukan pekerjaan lain, atau hanya duduk termenung.
Kendatipun demikian, sesungguhnya di bawah sadar kita sedang mengalami proses
pengeraman yang menanti saatnya untuk segera “menetas”.
Ketiga,
tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan
dari pikiran kita. Pada saat ini, apa
yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar.
Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika kita
duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di
supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain.
Jika
hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu
segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya
tidak berlangsung lama. Tentu saja untuk peristiwa tertentu, kita menuliskannya
setelah selesai melakukan pekerjaan. Jangan sampai ketika kita sedang mandi,
misalnya, kemudian keluar hanya untuk menuliskan gagasan. Agar gagasan tidak
menguap begitu saja, seorang pembelajar menulis yang baik selalu menyediakan
ballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya ke mana pun
ia pergi.
Seringkali orang menganggap
iluminasi ini sebagai ilham. Padahal, sesungguhnya ia telah lama atau pernah
memikirkannya. Secara
kognitif, apa yang dikatakan ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif.
Ilham tidak datang dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya
terhadap referensi kognitif seseorang.
Keempat,
tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari
tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan
fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat
yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini kita
menguji dan menghadapkan apa yang kita tulis itu dengan realitas sosial,
budaya, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Strategi
untuk meningkatkan kemampuan berbicara
iga cara
untuk mengembangkan secara vertikal dalam meningkatkan kemampuan berbicara :
a. Menirukan
pembicaraan orang lain.
b.
Mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai.
c.
Mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu benyuk ujaran sendiri
yang belum benar dan ujaran orang dewasa yang sudah benar.
Strategi
Meningkatkan dan Mengembangkan Kemampuan Berbicara
Keterampilan berbicara lebih mudah dikembangkan
apabila siswa memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan sesuatu secara
alami kepada orang lain. Selama kegiatan belajar di sekolah, guru menciptakan
berbagai lapangan pengalaman yang memungkinkan siswa mengembangkan kemapuan
berbicara. Kegiatan-kegiatan untuk melatih keterampilan berbicara itu antara
lain sebagai berikut.
a.
Menyajikan Informasi
Salah satu
bentuk kegiatan untuk melatih penyajian informasi adalah dengan berpidato.
Tujuan kegiatan ini untuk menolong anak-anak mengembangkan rasa percaya diri
dalam berbicara dengan orang lain, belajar menyusun, dan menyajikan suatu
pembicaraan, dan mempelajari cara yang terbaik untuk berbicara di hadapan
sejumlah pendengar. Empat langkah dalam menyiapkan dan menyajikan pidato yang
seharusnya dikerjakan oleh anak-anak yang belajar berpidato adalah sebagai
berikut (Ross and Roe, dalam Rofi’uddin 1998: 21)
1) Merencanakan pidato
Tentukan
tujuan berpidato, untuk menginformasikan, menghibur, atau mendorong suatu
tindakan. Pilih topik yang menarik, tidak terlalu sulit, dan dapat diceritan
secara ringkas.
2) Menyusun
Pidato
Tentukan urutan
untuk menyajikan hal-hal yang penting, buatlah awal dan akhir pidato yang
mengesankan, dan rencanakan penggunaan media visual apabila meyakinkan.
3) Mempraktikkan
Praktikkan
berpidato di depan teman-teman sekelompok atau di depan kelas sebagai latihan.
b. Berpartisipasi dalam Diskusi
Diskusi
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan siswa-siswa yang
lain dan guru, mengekspresikan pikiran secara lengkap, mengajukan berbagai
pendapat, dan mempertimbangkan perubahan pendapat apabila berhadapan dengan
bukti-bukti yang meyakinkan atau tanggapan yang masuk akal yang dikemukakan
oleh peserta diskusi. Hasil penelitian membuktikan bahwa diskusi merupakan
strategi yang membuat siswa bergairah dalam proses pembelajaran (Alvermann,
dkk, dalam Rofi’uddin 1998 : 23)
c.
Menghibur (Menyajikan Pertanyaan)
Siswa dapat
menyajikan pertunjukan untuk teman atau teman sekelas, teman-teman dari kelas
yang lain, orang tua dan anggota masyarakat sekitar gedung sekolah.
d.
Sandiwara Boneka
Di dalam
kelas anak-anak dapat menggunakan boneka dengan dua cara. Mereka menemukan
(mencari) cerita yang sesuai dengan boneka-boneka yang sudah tersedia, atau
mereka dapat membuat boneka kemudian mengarang cerita yang sesuai.
e.
Bercerita atau Membaca Puisi secara Kor
Cerita atau
puisi yang digunakan harus yang menarik bagi anak-anak, yang mudah dipahmi
secara lisan, dan yang mudah dihafalkan. Guru hendaknya tidak terlalu
mengharapkan penampilan yang benar-benar bagus, tetapi ia harus menolong
murid-murid belajar menafsirkan karya sastra secara lisan untuk memperoleh
kesenangan.
f. Cerita
Berangkai Tujuan
Siswa dapat
melanjutkan cerita yang disampaikan temannya dengan tepat dan dalam lingkup
topik yang sama. Satu kelompok (5 orang) berdiri di depan kelas kemudian
bercerita tentang topik tertentu yang diawali dari kiri ke kanan atau dari
kanan ke kiri. Alat yang diperlukan adalah buku catatan.
Cara menerapkan: (1) guru memberikan penjelasan
singkat tentang kegiatan hari itu, (2) siswa membagi kelompok, (3) kelompok
menentukan topik yang akan dibawakan di depan kelas, (4) siswa bercerita secara
berangkai di depan kelas, (5) kelompok lain memberi komentar tentang cerita
berangkai temannya, (6) guru merefleksikan hasil pembelajaran hari itu.
g. Menerangkan Obat/Makanan/Minuman/Benda Lainnya
Dalam hal ini
siswa dapat menjelaskan sesuatu secara runtut dan benar. Siswa menerangkan
sebuah benda yang sudah mereka kenal. Dalam waktu singkat mereka menerangkan
mengenai karakter benda tersebut. Benda dapat berupa minuman, obat-obatan,
makanan, tas, sepatu, dan lain-lain. Alat yang diperlukan adalah botol obat,
botol minuman, makanan instant, tas, bolpoint, dan lain-lain. (Kegiatan
dilakukan secara kelompok). Cara menerapkan: (1) guru memberikan penjelasan
singkat tentang kegiatan hari itu, (2) siswa mengambil benda yang mereka kenal,
(3) dalam waktu dua menit, secara bergantian siswa menerangkan karakteristik
benda yang mereka bawa ke dalam kelompok, (4) siswa lain memberi komentar
tentang penjelasan temannya, (50 siswa merefleksikan proses pembelajaran yang
mereka alami, (6) guru merefleksikan hasil pembelajaran hari
Mengembangkan
pembelajaran Berbicara di SD
Untuk sampai
pada taraf terampil, maka pengajaran berbicara harus dipelajari dan dilatihkan.
Jika metode dikaitkan dengan pengalaman belajar, maka metode berfungsi sebagai
sarana mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang menjadi kenyataan
dalam pelaksanaan pengajaran pokok bahasa tertentu.
Metode pengajaran berbicara menurut Djago Tarigan
(1990)
1. Ulang-ucap. Model ucapan adalah suara guru atau
rekaman suara guru, model ucapan yang diperdengarkan kepada siswa harus
dipersiapkan dengan teliti.
2. Lihat-ucapan. Guru memperlihatkan kepada siswa
benda tertentu kemudian siswa menyebutkan benda tersebut.
3. Memerikan.
Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan, atau mendeskripsikan
sesuatu dengan kata-kata sendiri.
4. Menjawab
pertanyaan
5. Bertanya
6. Pertanyaan
menggali
7.
Melanjutkan
8.
Menceritakan kembali
9.
Percakapan
10.
Parafrase
11.
Reka cerita gambar
12. Bermain peran
13. Wawancara
14. Memperlihatkan dan bercerita (Show and Tell)
Membaca Ekstensif
membaca
ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :
1. Membaca Survai (Survey Reading)
Membaca
survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan
bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan
pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai
adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar,
daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),
(b) memeriksa
bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa
indeks dan apendiks(jika ada).
2. Membaca Sekilas
Membaca
sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan
kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang
dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :
(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk
menambah kosakata.
(b) Metode motivasi; metode yang berusaha
memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan.
(c) Metode
gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan
kecepatan gerak mata.
Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan
mambaca :
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca
dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,
(c) kepala
bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi;
suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari
tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,
(f) gerakan
mata kembali pada kata-kata sebelumnya.
3. Membaca
Dangkal (Superficial Reading)
membaca
dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang
bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini
biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan
yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
Membaca Intensif
membaca
intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk
menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Yang
termasuk dalam membaca intensif adalah :
A. Membaca Telaah Isi :
1.
Membaca Teliti
Membaca jenis
ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu
membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2. Membaca
Pemahaman
Membaca
pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan
untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary
standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of
fiction).
3. Membaca Kritis
Membaca
kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam,
evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna
baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
4. Membaca Ide
Membaca
ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
5.
Membaca Kreatif
Membaca
kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna
tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil
membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
B. Membaca
Telaah Bahasa :
1. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata
(increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary)
2.
Membaca Sastra (Literary Reading)
Dalam
membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam
karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk
bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta
dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
Membaca Pemahaman
Teknik Membaca
PQRST
Teknik membaca
PQRST adalam teknik membaca pemahaman yang bertujuan untuk memahami beberapa
unsur dan isi yang terdapat dalam sebuah bacaan yang dalam hal ini adalah
cerpen. Teknik membaca PQRST memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Prepare ( P ) artinya
peninjauan terhadap bacaa yang akan dibaca.
2. Question ( Q ) artinya
membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan bahan bacaan
3. Read ( R ) artinya membaca
seluruh bagian dari bahan bacaan dan menyesuaikan dengan beberapa pertanyaan
yang telah dibuat dalam tahap Question.
4. Summerize ( rangkuman )
artinya membuat sebuah rangkuman dari bahan bacaan yang telah dibaca.
5. Test ( T ) artinya
memeriksa dan menguji rangkuman dengan bahan bacaan yang bertujuan untuk
menyesuaikan rangkuman yang elah dibuat dengan bahan bacaan apakah sudah sesuai
atau tidak.
SQ3R ialah
teknik membaca pemahaman agar pembaca dapat menyerap isi bacaan dengan lebih
sempurna.
SQ3R, merupakan
kepanjangan dari
S= survey ,
mengamati atau meneliti
Q=quetion =
bertanya, pertanyaan
R=read,
membaca
R=ricite,
menceritakan
R=review,
meninjau kembali
Langkah-langkah
SQ3R
Survey
Yang dimaksud
survey pada langkah pertama ini ialah meneliti bku yang akan dibaca, bagian
buku yang perlu diteliti ialah :Judul buku dan sub judul, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel gambar, struktur buku atau organisasi buku, bab
pertama sampai bab terakhir pada buku,grafik,bagan,diagram,gambar buku, daftar
pustaka..
Cara meneliti
buku tersebut dilakukan dengan membaca cepat atau membaca sekilas.
Question
Yang dimaksud question ialah pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada waktu pembaca melakukan langkah pertama yaitu pertanyaan
tentang :
Isi bacaan, contoh-contoh bacaan, penalaran
bacaan,komponen-komponen yang melatarbelakangi bacaan, rangkuman pada bacaan,
bobot pembahasan, ruang lingkup permasalahan dalam bacaan.
Read
Yang dimaksud read ialah kegiatan membaca buku
secara keseluruhan, dari bab pertama sampai bab terakhir.Proses membaca ini
dilakukan secara cermat,teliti dan kritis.
Kgiatan
membaca read, ini merupakan proses mencari jawaban atas pertanyaan (question)
pada langkah kedua , diharapkan semua pertanyaan pembaca terjawab setelah ia
membaca isi buku secara keseluruhan.
Yang dilakukan pembaca dalam proses read ini ialah ;
memahami topik-topik pada bacaan, gagasan utama dan gagasan penunjang,
organisasi bacaan, kerangka bacaan, urutan atau pola urutan, bagian
topik,subtopik, tema penunjang /tema bawahan.
Ricite
Yang dimaksud ricite ialah menceritakan kembali
bacaan yang telah dibacanya ; dalam hal ini ada dua langkah;
1. Jika pembaca dapat menceritakan kembali bacaan itu
secara baik, maka ia dikatakan sebagai pembaca yang berhasil,. Pembaca yang
berhasil itu dapat melanjutkan langkah tingkat review pada tahapan terakhir.
2. Jika pembaca tidak dapat menceritakan kembali
bacaan yang telah dibacanya, maka ia dikatakan pembaca yang gagal. Pembaca yang
gagal tidak diperkenankan melanjutkan ke langkah yang lebih tinggi. Pembaca ini
mengulang pada langkah yang ke tiga (read).Demikian selanjutnya bagi pembaca
yang mengalami kegagalan.
Review
Yang dimaksud review ialah membaca ulang buku yang
telah dibacanya, tujuan review ialah :
1. Membetulkan kesalahan yang dilakukan dalam
ricite.
2. Mencocokkan kembali apa yang telah diingat
dengan yang aslinya.
3. Membenahi ulang pada materi bacaan yang hilang
dari ingatan pembaca.
Hal-hal yg
hrus di perhatikan agar materi yg diajarkan mudah dipahami oleh siswa
- merumuskan tujuan instruksional khusus yang
luas
- mengidentifikasi dan memahami karakteristik
siswa
- menyusun bahan materi dengan menggunakan
bahan pengait (advance organizer)
- menyampai-kan bahan dengan memberi keterangan
singkat dengan menggunakan papan tulis, memberikan contoh-contoh yang
kongkrit dan memberikan umpan balik (feed
back), memberikan rangkuman setiap akhir pembahasan materi
- merencanakan evaluasi
secara terprogram.
No comments:
Post a Comment