Pengertian Belajar
Belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu sehingga mengalami perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.
Perbedaan Antara teori belajar
Behaviouristik dengan teori belajar Kognitif (Gestalt)
Dari beberapa penjelasan teori belajar di atas, baik
dari aliran behaviouristik maupun dari aliran kognitif (gestalt), dapat kita
tarik suatu perbedaan yang mendasar, yaitu dimana para ahli psikologi
behaviouristik lebih menitikberatkan proses hubungan “Stimulus-respon-reinforcment”
sebagai bagian terpenting dalam belajar. Pendapat tersebut di tentang oleh para
ahli psikologi kognitif, menurut mereka tingkah laku atau belajar seseorang
senantiasa didasari pada kondisi kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan situasi dimana tingah laku itu terjadi. Jadi mereka berpandangan
bahwa tingkah lakuseseorang bergantung pada “Insight” daripada “Trial and
error” terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu situasi. Orang yang
belajar, menurut ahli kognitf lebih mengamati stimuli dalam keseluruhan yang
terorganisir, bukan dalam bagian-bagian yag terpisah.
Fungsi guru dalam teori
Konstruktivis
Guru sebagai
fasilitator akan memiliki konsekuensi langsung sebagai perancah, model,
pelatih, dan pembimbing.
Di samping
sebagai fasilitator, secara lebih spesifik peranan guru dalam pembelajaran
adalah sebagai expert learners, sebagai manager, dan sebagai mediator.
Sebagai expert learners, guru diharapkan memiliki
pemahaman mendalam tentang materi pembelajaran, menyediakan waktu yang cukup
untuk siswa, menyediakan masalah dan alternatif solusi, memonitor proses
belajar dan pembelajaran, merubah strategi ketika siswa sulit mencapai tujuan,
berusaha mencapai tujuan kognitif, metakognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
Sebagai
manager, guru berkewajiban memonitor hasil belajar para siswa dan
masalah-masalah yang dihadapi mereka, memonitor disiplin kelas dan hubungan
interpersonal, dan memonitor ketepatan penggunaan waktu dalam menyelesaikan
tugas. Dalam hal ini, guru
berperan sebagai expert teacher yang memberi keputusan mengenai isi, menseleksi
proses-proses kognitif untuk mengaktifkan pengetahuan awal dan pengelompokan
siswa.
Sebagai
mediator, guru memandu mengetengahi antar siswa, membantu para siswa
memformulasikan pertanyaan atau mengkonstruksi representasi visual dari suatu
masalah, memandu para siswa mengembangkan sikap positif
terhadap belajar, pemusatan perhatian, mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan awal, dan menjelaskan bagaimana mengaitkan gagasan-gagasan para
siswa, pemodelan proses berpikir dengan menunjukkan kepada siswa ikut berpikir
kritis.
Terkait dengan desain pembelajaran, peran guru
adalah menciptakan dan memahami sintaks pembelajaran. Penciptaan sintaks
pembelajaran yang berlandaskan pemahaman akan mempermudah implementasi
pembelajaran oleh guru lain atau oleh siswa itu sendiri.
Sintaks
pembelajaran adalah langkah-langkah operasional yang dijabarkan berdasarkan
teori desain pembelajaran. Sintaks pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik
acap kali mengalami adaptasi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menjadi penting
untuk menyempurnakan sintaks yang rekursif, fleksibel, dan dinamis.
Contoh Pembelajaran teori konstruktivis
Pandangan kaum
Kontruktivistik meyakinkan bahwa tiap individu mempunyai modal dasar dalam
pemikiran dan pengetahuan yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.
Tema yang diangkat mengenai “Pengaruh Cuaca Terhadap Kehidupan Manusia”, hal
ini dapat dilihat dengan membandingkan pengalaman siswa sehari – hari sebagai
contoh mengapa orang memakai kain yang tipis pada waktu panas dan sebaliknya,
serta berbagai contoh lainnya mengenai hal ini.
Guna lebih
memberikan warna dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran dibuat agar
anak dapat meluapkan sebagian besar ide – ide dan pengalamannya terutama dalam
diskusi kelas dan metode demonstrasi.
IPA mengenai bentuk-bentuk energi dan perubahannya
yang diantaranya bentuk energi gerak
Teori Behavioristik
(percobaan Ivan pavlov)
Pandangannya
yang paling penting adalah bahwa aktivitas psikis sebenarnya tidak lain
daripada rangkaian-rangkaian refleks belaka. Karena itu, untuk mempelajari
aktivitas psikis (psikologi) kita cukup mempelajari refleks-refleks saja.
Classic
conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli
dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan
ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana
gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan
hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran
mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia
berbuat sesuatu.
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan
menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah
sesuai dengan apa yang di inginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen
dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki
kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara
hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan
operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari
luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur
anjing tersebut. Kini sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan
adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun
akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang,
maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa
makanan maka air liurpun akan keluar pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah
adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan
berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk
timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek
Bersyarat atau Conditioned Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang
lain pun dapat dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip
tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek
bersyarat yang timbul tidak disadari manusia.
Kesimpulan
yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku sebenarnya tidak lain
daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah
adanya proses kondisioning (conditioning process) di mana refleks-refleks yang
tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan
dihubungkan dengan rangsang berkondisi.
Dari contoh
tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal
dari luar dirinya.
Penemuan Pavlov yang sangat menentukan dalam
sejarah psikologi adalah hasil penyelidikannya tentang refleks berkondisi
(conditioned reflects). Dengan penemuannya ini Pavlov meletakkan dasar-dasar
Behaviorisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian-penelitian
mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.
Teknik Belajar Disiplin
mental
Sebelum abad
ke-20, telah berkembang beberapa teori belajar, salah satunya adalah teori
disiplin mental. Teori belajar ini dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen, dan
ini berarti dasar orientasinya adalah filosofis atau spekulatif. Namun
teori-teori sebelum abad ke-20, seperti teori disiplin mental ini sampai
sekarang masih ada pnengaruhnya, terutama dalam pelaksanaan pengajaran di
sekolah-sekolah.
Menurut rumpun psikologi ini, individu memiliki
kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Balajar adalah pengembangan
dari kekuatan, kemempuan dan potensi-potensi tersebut. Bagaiman proses
pengembangan kekuatan-kekuatan tiap aliran atau teori mengemukakan pandanagan
yang berbeda. Teori lain dari disiplin mental adalah Herbartisme. Herbart
seorang psikologi jerman menyebut teorinya sebagai teori Vorstellungen.
Vorstellungen dapat diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan
dalam kesadaran.
Teori
disiplin mental yang lain adalah Naturalisme Romantik dari Rousseau. Menurut
Jean Jacgues Rousseau anak memiliki potensi\potensi yang masih terpendam,
melalui belajar, anak harus diberi kesematan mengembangkan atau mengaktualkan
potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak memiliki kekuatan sendiri untuk
mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri.
‘Teori Disiplin
Mental’ dari kalangan pendidik mungkin pernah mendengar tentang teori ini
sebelumnya, teori ini merupakan salah satu dari sekian banyak teori belajar
yang muncul sebelum abad 20, sebagian referensi mengatakan teori ini ditemukan
oleh Plato dan Ariestoteles tetapi ada juga yang mengatakan teori ini sudah ada
sejak zaman kuno. Disiplin mental juga dikenal dengan ungkapan disiplin formal.
Gagasan utama dalam toeri disiplin mental adalah pada otak (mind), yang
diangankan sebagai benda nonfisik, yang terbaring tidak aktif (dorman) lalu ia dilatih. (Shermis,
S. Samuel, n.y. How to discipline your mind.) Seperti halnya
otot-otot fisik yang bisa kuat jika dilatih secara bertahap dan terus menerus serta dengan
porsi yang memadai, maka otot-otot pikiran atau otak pun demikian halnya. Ia
bisa kuat dalam arti lebih tinggi kemampuannya jika dilatih secara bertahap dan
memadai. Disini Kecakapan pikiran atau otak seperti ingatan, kemauan, akal budi (reason),
dan ketekunan, dianggap sebagai "otot-ototnya" pikiran atau otak
tadi. Dalam toeri
disiplin mental, belajar atau perubahan perilaku ke arah yang berkualitas
diartikan sebagai pemerkuatan (strengthening), atau pendisiplinan
kecakapan berpikir (otak), yang pada akhirnya menghasilkan perilaku kecerdasan.
Prinsip-prinsip Teknik Disiplin Mental
Faculty Psychology
• Tiap individu
memiliki sejumlah daya. Dan
dikembangkan melalui
latihan-latihan dan berbagai bentuk pengulangan
• Belajar identik dengan mengasah otak
Herbartisme
• Belajar adalah mengusahakan adanya
tanggapan-tanggapan yang
tersimpan dalam kesadaran yang akan membentuk
suatu struktur
tanggapan
Naturalisme Romantik
• Manusia adalah baik dan aktif
• Berpusat pada perasaan dan kemanusiaan
• Belajar adalah mengkondisikan lingkungan
• Merupakan
proses aktualisasi
No comments:
Post a Comment