Thursday 26 January 2012

Teori Belajar s.3


Karakteristik Cooperative Learning

Dalam Cooperative Learning semua anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menentukan keberhasilan dari kelompok tersebut. Hal ini disebabkan karena keberhasilan kelompok bukan ditentukan oleh kelompok tunggal saja, melainkan adanya kerjasama dari seluruh anggota kelompok dalam belajar. Apabila seluruh anggota kelompok mendapat nilai terbaik, maka otomatis prestasi kelompok tersebut akan baik. Dimana keberhasilan dari kelompok akan diberikan penghargaan.
Slavin (dalam Sutrisni, 2007) mengemukanan tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik Cooperative Learning adalah sebagai berikut : 1) Penghargaan kelompok, 2) pertanggungjawaban individu, 3) kesempatan sama untuk mencapai keberhasilan.
Penerapan Cooperative Learning ini lebih menekankan kemandirian siswa dalam belajar. Dimana siswa bekerja dalam kelompok secara Cooperative untuk menuntaskan materi belajarnya. Penempatan kelompok dalam pembelajaran ini dibentuk secara heterogen dengan melihat tingkat kemampuan siswa tersebut.
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Sehingga semua anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk belajar, maka oleh karena itu mereka saling membantu, dan menciptakan hubungan yang saling mendukung, serta saling perduli diantara sesama anggota kelompok.
Cooperative Learning menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari terdahulu. Dengan menggunakan metode ini siswa yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam
model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

Manfaat Penerapan Multiple Intelligences 
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila menerapkan Multiple 
Intelligence di dalam proses pendidikan yang dilaksanakan. 

1. Kita dapat menggunakan kerangka Multiple Intelligences dalam 
melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan 
seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat 
suatu pertunjukan. Dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital ke dalam 
proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat 
proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan 
logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka 
untuk belajar. 

2.Dengan menggunakan Multiple Intelligences. Anda menyediakan 
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, 
dan talentanya. 

3.Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam 
mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap 
aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota 
masyarakat. 

4.Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang 
dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu 
motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’. 

5.Pada saat Anda ‘mengajar untuk memahami’ , siswa akan mendapatkan 
pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk 
mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. 
6.      Sebagai seorang guru dan pembelajar Anda menyadari bahwa ada banyak cara untuk menjadi “pintar”.
7.      Semua bentuk kecerdasan sama-sama dirayakan.
8.      Dengan memiliki siswa yang mampu membuat karya yang ditampilkan untuk orang tua dan anggota masyarakat lainnya, sekolah Anda bisa melihat pentingnya peran orang tua dan keterlibatan masyarakat dalam proses belajar anak.
9.      Meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk berkarya dalam wilayah kemampuannya.
10.  Siswa dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan menggunakannya dalam situasi kehidupan nyata.

Kesimpulan 
Setiap siswa memiliki keunikannya masing-masing. Mereka memiliki 
kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Pandangan 
yang menyatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat dilihat berdasarkan 
hasil tes IQ sudah tidak relevan lagi karena tes IQ hanya membatasi pada 
kecerdasan logika (matematika) dan bahasa. Saat ini masih banyak sekolah 
yang terjebak dengan pandangan tradisional tersebut. Masih banyak guru 
yang hanya menekankan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. 
Teori Multiple Intelligences, mencoba untuk mengubah pandangan bahwa 
kecerdasan seseorang hanya terdiri dari kemampuan Logika (matematika) 

Menurut Frederick J. Mc. Donald, 1983:196 Berdasarkan atas jalarannya, maka motivasi itu dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a. Motivasi Intrinsik ialah motivasi yang berasal dan seseorang itu sendiri tidak usah dirangsang dari luar. Misalnya orang yang gemar mengetahui, tidak usah ada yang mendorong atau menvuruhnya, ia telah mencari sendiri sesuatu yang akan dikerjakan. Motivasi intrinsik ini juga diartikan sebagai motif pendorongnya ada kaitannya langsung dengan nilai-nilai yang terkandung didalam objek atau tujuan pekerjaan itu sendiri. Misalnya seorang karyawan tekun mempelajari suatu pekerjaan karena ia ingin sekali menguasai pekerjaan tersebut.
b. Motivasi Extrinsik yaitu motivasi yang berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar, seperti misalnya karyawan giat karena diberi tahu akan ada kenaikan upah. Motivasi Extrinsik juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya diluar kaftan atau tidak ada hubungannya dengan niat yang terkandung di dalam objek atau pekerjaan itu. Misalnya seorang karyawan mau belajar karena taut kepada atasan atau karena ingin memperoleh prestasi yang lebih baik dan sebagainya.

a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif–motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Menurut Mc Clelland dalam Amirullah (2002:154-155) mengemukakan tiga kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Orang dengan kebutuhan yang tinggi cenderung suka bertanggung jawab untuk memecahkan berbagai macam persoalan, mereka cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit untuk mereka sendiri dan mengambil resiko yang sudah diperhitungkan untuk mencapai sasaran tersebut.

Kekurangan Dan Kelebihan Teori Behavioristik


Kekurangan

·                     Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
·                     Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.Penggunaan hukuma sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan
·                     siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.

Kelebihan

·                     Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
Contoh :
Percakapan bahasa asing,mengetik,menari,berenang,olahraga.
Cocok diterapkakn untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.

·                     Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya



No comments:

Post a Comment

Miera says

I MISS YOU !

Miss You..

My Twitter


it's Me

it's Me





My Song